Mengenai Emotional Marketing, Salah Satu Strategi Bisnis yang Bisa Kamu Terapkan


“People do not buy goods and services. They buy relations, stories and magic”. Pernahkah kalian mendengar quotes di atas? Kalimat tersebut diungkapkan oleh Seth Godin yang merupakan seorang penulis dan pebisnis sukses asal Amerika Serikat. Tanpa disadari banyak diantara kita membeli suatu produk bukan atas dorongan nilai fungsi yang ditawarkan, melainkan citra dan emosi yang terkandung dalam produk tersebut.
Lalu, apa sih hubungannya antara emosi dan hasrat untuk membeli? Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Profesor Neuroscience di University of Southern California, Antonio Damasio menjelaskan bahwa emosi diperlukan dalam hampir semua keputusan. Jika begitu, bagi kalian yang sedang menggeluti dunia bisnis dan marketing maka strategi ini layak untuk dicoba.
Emotional marketing adalah jenis perilaku di mana brand atau merek membangung ikatan emosional pada pelanggan untuk mempertahankan pelanggan dan juga untuk mempertahankan merek atau produk. Tujuannya adalah untuk memelihara hubungan yang berkelanjutan dengan pelanggan yang diharapkan mencapai kepuasan.
Penelitian selanjutnya datang dari Harvard Business Review yang menyebutkan bahwa orang-orang yang terhubung secara emosional dengan suatu bisnis akan merasa jauh lebih berharga dua kali lipat sepanjang hidup mereka dibandingkan dengan orang-orang yang hanya merasa ‘puas’ dengan bisnis atau brand. Emotional marketing berfokus pada upaya pemasaran dan periklanan yang menggunakan emosi untuk membuat audiens Anda memperhatikan, mengingat, berbagi dan membeli. Biasanya emosi yang ditampilkan dalam strategi ini adalah emosi tunggal seperti kebahagiaan, kesedihan, kemarahan, ketakutan dan motivasi untuk memperoleh respon konsumen.
Sebelum melangkah lebih jauh perihal emotional marketing, ada baiknya kamu mengenal terlebih dahulu lima aspek yang bisa ditelaah lebih awal sebelum memutuskan menggunakan strategi ini.
Pertama adalah uang. Dalam hal ini perlu bagi marketer untuk memikirkan harga produk atau layanan yang wajar untuk ditawarkan. Harga yang bersaing serta memiliki promosi yang menarik adalah koentji utama untuk memikat calon pembeli.
Kedua adalah produk. Layanan yang memenuhi kebutuhan orang serta produk yang memiliki fungsi sesuai dan secara efektif menyelesaikan pekerjaan.
Ketiga, Adil. Keadilan ini berkaitan dengan kepercayaan. Ketika sebuah brand mampu mendapatkan kepercayaan dari pelanggan maka ini menjadi pijakan dasar untuk pengembangan hubungan dengan mereka menuju ke arah loyalitas, identitas merek dan citra merek untuk membangun aset.
Keempat adalah pengalaman. Pengalaman berhubungan dengan interaksi antara pelanggan dan brand itu sendiri. Sikap pelanggan dapat dipengaruhi oleh saat berkunjung offline store maupun online store, kontak dengan karyawan, komunikasi, program loyalitas dan penggunaan produk atau layanan dari suatu brand.Pada tahapan ini, brand memiliki peluang untuk mengesankan pelanggan setelah penjualan.
Yang terakhir adalah energi yaitu yang meliputi kemudahan produk didapatkan, harga bersaing, bersahabat, nyaman dan efektif bagi pelanggan.
Kelima aspek tersebut bisa menjadi pijakan awal untuk kamu menerapkan emotional branding. Jadi, ada baiknya kamu melakukan review atau evaluasi pada brand atau bisnis yang tengah kamu bangun sebelum memikirkan emosi apa yang cocok untuk merepresentasikan cerita dan semangat dari brand.