Hati-Hati Diderot Effect yang Sering Kamu Lakukan Tapi Dianggap Biasa Aja!
Admin2021-10-02T12:07:44+07:00Hati-Hati Diderot Effect yang Sering Kamu
Lakukan Tapi Dianggap Biasa Aja!


.Habis beli kemeja baru, langsung kepikiran buat beli sepatu baru yang warnanya senada. Biar bisa matching dan merasa biar enak aja buat dilihat. Udah nambah beli sepatu, langsung ngerasa beli tas baru dengan alasan biar sekalian aja. Yang awalnya rencana cuma beli satu buah kemeja baru, malah merembet ke beli yang lainnya. Ini nih yang suka bikin dompet kembang kempis berujung kondisi tubuh meriang.
Pernah dengar kah kalian dengan Diderot Effect? Diderot Effect adalah suatu kondisi dimana seseorang melakukan konsumsi secara terus menerus untuk melengkapi atau menyempurnakan barang yang sudah dimiliki. Terlepas dari barang baru tersebut sebenarnya memiliki fungsi yang sama dengan barang sebelumnya.
Sebenarnya Diderot Effect bukan menjadi fenomena baru yang belakang ini relate dengan gaya hidup milenial yang dianggap erat kaitannya dengan gaya hidup foya-foya dan konsumtif. Fenomena ini telah ada sejak abad ke-18 yang berawal dari seorang Filsuf terkenal asal Perancis Denis Diderot yang terkenal dengan kehidupannya yang teramat sangat miskin. Sangking miskinnya, Diderot rela menjual perpustakaannya kepada Ratu Rusia saat itu, Katharina Agung. Dengan hasil menjual perpustakaan miliknya, Diderot menjadi pribadi yang baru yang mana telah bergelimangan harta.
Kisah Diderot dimulai dari sebuah mantel sutra mewah sebagai hadiah untuknya. Sebagai seseorang yang lama hidup serba kekurangan, hadiah mewah tersebut membuat hari-harinya sumringah. Berhari-hari Diderot mengagumi keindahan mantel tersebut dan tak lama kemudian merasa perlu mengganti semua perabotan yang usang dengan semua yang baru yang lebih mewah. Dengan mengganti semua perabotan yang dirasa tidak sesuai dengan mantel mewah barunya, membuat Diderot kembali ke dalam lembah hitam yang telah lama dia alami.
Menyadari dengan mengganti semua perabotan seisi rumah membuatnya terjerat dalam gaya hidup konsumtif dan berujung pada hutang sana-sini. Alhasil, hanya untuk menyesuaikan perabotan dengan mantel mewahnya, Diderot kembali jatuh miskin. Ia telah diperbudak oleh mantelnya yang berujung pada kembalinya Diderot pada kehidupan yang lama.
Penjabaran singkat mengenai Diderot Effect di atas menjadi pengingat bagi kita bahwa tidak semuanya harus dibeli dalam kurun waktu yang sama. Kamu masih menggunakan barang yang lama dan mengasah kreatifitas dengan memadupadankan. Boleh gaya tapi yang lebih penting adalah ketenangan batin. Karena berawal dari batin yang tenang, bikin apa-apa jadi lebih bahagia dengan apa yang kamu miliki saat ini.
Leave a Reply